MLM


TO BE MILLIONAIRE  lewat  MLM
Benarkah ……….. ??!

Multi Level Marketing (MLM) adalah sala satu proses bisnis  dengan cara merekrut anggota sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan komisi. Misalnya pertama kita jadi Dealer dapat untung 25%, dalam waktu misalnya 1 bulan, penjualan kita mencapai target dan merekrut anggota baru berarti kita naik tingkat dan mendapat komisi 40%. Begitu seterusnya, sampai-sampai bisa mendapat komisi lebih dari 50%. Berarti harga barang itu sebenarnya murah, karena untuk komisi itulah jadi mahal. Jadi yang mejadi sorotan dalam tulisan ini, bukan masalah produknya akan tetapi system pemasarannya (MLM), sebab produk ini sudah teregistrasi dan tidak diragukan lagi fungsinya sebagai makanan tambahan alias suplemen. Jadi bro, jangan sampai salah kaprah ya.., apalagi sampai menilai tulisan ini hanya sebagai propaganda, agar supaya anda tidak perlu bergabung dalam bisnis itu sendiri. 
Memang secara umum, mengambil keuntungan dalam sebuah mata rantai pemasaran tidak terlarang, bahkan komisi itulah yang selama ini mendasari setiap bentuk pemasaran produk, mulai dari pabrik ke distributor, agen hingga ke tingkat pengecer. Bedanya nyaris tidak ada, kecuali di dalam system MLM, semua pengecer, bahkan sampai tingkat konsumen selalu diiming-imingi untuk  jadi stokis, agen, distributor, atau lainnya. Penulis lebih cenderung menyebutnya sebagai iming-iming, karena bentuknya memang rayuan. Kalau kita bisa menjual sekian dan sekian, maka ente akan naik levelnya menjadi Level Silver, Gold, istilah lainnya Bintang sekian atau apalah istilahnya. Dan ente akan segera pensiun dini, dan menerima passive income 100 juta tiap bulan. Ha.. ha… ha…. Jangan gila donk..!?!!
Apakah ini bukan iming-iming ? coba kita perhatikan lagi bro, kalau dapat sekian dan sekian, ente bisa Tour keliling Eropa bahkan bisa punya kapal Pesiar. Wow.., Nakanca,,!?!! tentu sangat menggiurkan sekaligus menyesatkan. Why ? karena seolah-olah, cukup dengan membeli lalu menjual benda-benda itu seseorang bisa begitu saja Tour keliling Eropa atau punya Kapal Pesiar. Padahal belum tentu yang punya produk sendiri belum tentu  punya Kapal Pesiar. Bukannya mustahil sih, cuman satu hal yang paling fatal dan seringkali kita kecolongan dalam system MLM ini, bahkan yang mengaku paling Syar’i sekalipun adalah masalah yahanunya. Tell a lie ? Na’ am, sebab para konsumen, bahkan orang yang paling cerdas sekalipun seringkali harus kecele, mengira akan dapat komisi sekian dan sekian, ehh.. fabbana Cuma dapat secuil akhiruhu kecewa dan memalukan.
Bro, jauh sebelum ente memutuskan untuk bergabung dengan sebuah MLM tertentu, pastikan bahwa di dalamnya tidak ada unsur untuk melanggar aturan agama, supaya nantinya tidak membuat ente jatuh ke dalam hal-hal yang diharamkan Allah SWT. Carilah informasi dan perdalam terlebih dahulu wawasan dan pengetahuan ente atas sebuah tawaran ikut dalam MLM, jangan terlalu terburu-buru tergiur dengan tawaran cepat kaya dan seterusnya. Kecuali ditawarkan jadi tukang ojek, tidak perlu pikir panjang lagi, sebab hasilnya langsung bisa kita nikmati, eitss, terlalu rendah juga sih cita-cita kalo jadi tukang ojek...! iyakan? Dan perlu kita ketahui bahwa hal yang paling rawan dalam pemasaran gaya MLM ini adalah dinding yang teramat tipis antara kejujuran dan dusta. Biasanya orang-orang yang diprospek itu dijejali dengan beragam mimpi untuk jadi milioner dalam waktu singkat atau bisa punya rumah real estate, mobil Built-up yang mahal, apartemen mewah, kapal Pesiar dan ribuan mimpi lainnya.
Dengan rumus hitung-hitungan yang dibuat seperti masuk akal, akhirnya banyak yang terbuai dan meninggalkan profesi sejatinya atau yang kita kenal dengan istilah ‘Pensiun Dini’ apalagi bila objeknya itu orang yang pas-pasan ekonominya alias kere, maka semakin menjadilah mimpi di siang bolong itu, persis dengan mimpi menjadi tokoh-tokoh dalam dunia sinetron TV Ayat-Ayat Cinta, yang tidak pernah menjadi kenyataan. Dan sayangnya mereka seakan-akan berakting dengan simbol-simbol kekayaan seperti memakai jas dan dasi, pertemuan di gedung mewah, atau apalah yang lainnya (masa sih penjual obat berpenampilan eksekutif). Tapi yang jelas semuanya itu mungkin hanya topeng sebagai upaya pencitraan diri bahwa seorang Distributor itu sudah makmur, sejahtra sering seperti dipaksakan. Bahkan istilah yang digunakan bukan Sales tetapi menager atau istilah-istilah keren lain yang punya citra bahwa dirinya adalah orang penting di dalam perusahaan mewah kelas Internasional, padahal ujung-ujungnya hanya jualan obat. Penulis tidak mengatakan bahwa trik ini haram (unlawful), tetapi cenderung mengawang-awang yang bila masyarakat awam yang kurang luas wawasannya bisa-bisa tertipu.
Bahkan bro, untuk dapat merekrut anggota-anggota baru, mereka memutar balikkan fakta dengan mengatakan bahwa produk tersebut adalah obat, padahal fungsi dari produk tersebut adalah Suplemen (makanan tambahan). Produk Multilevel yang berupa makanan kesehatan tidak dibenarkan dipromosikan dengan iming-iming kesembuhan atas penyakit tertentu, produk tersebut hanyalah makanan, dan dikawatirkan akan merugikan konsumen. Produk Multilevel adalah makanan dengan spesifikasi pangan fungsional yang pada hakekatnya produk tersebut tidak melanggaran landasan hukum bahwa produk tersebut adalah suplemen . Jadi salah jika diartikan sebagai produk yang dapat menyembuhkan penyakit layaknya obat. Perihal klasifikasi produk Multilevel sebagai makanan, Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kota Palu Mustofa, mengatakan bahwa produk tersebut diberi nomor registrasi yang berkode MD atau ML dari BPOM RI. Kode registrasi itu hanya diberikan pada produk makanan kemasan dengan klarifikasi makanan dan minuman.(Harian Radar SulTeng,edisi 11 april 2008).
Dengan demikian, kita juga jangan sampai kehilangan kreaiifitas dan produktifitas MLM itu, memang sering menjanjikan orang menjadi kaya mendadak, sehingga bisa menyedot keinginan dari sejumlah orang dengan sangat besar. Karena menggunakan system jaringan, maka tak heran kalau dalam waktu singkat bisa terkumpul sejumlah orang yang siap menjual rupa-rupa produk. Harus kita perhatikan juga bahwa bila semua orang akan dimasukkan ke dalam jaringan MLM yang pada hakikatnya menjadi sales menjualkan produk sebuah industri, maka jangan sampai jiwa kreatifitas dan produktifitas ummat ini akan menjadi loyo dan mati. Sebab dibelakang system MLM itu sebenarnya adalah industri yang mengeluarkan produk secara massal. Padahal ummat ini butuh orang-orang yang mampu berkreasi, mencipta, melakukan aktifitas seni, menemukan hal-hal baru, mendidik, memberikan pelayanan kepada ummat dan pekerjaan-pekerjaan mulia lainnya. Kalau semua potensi ummat ini tersedot ke dalam bisnis pemasaran, maka matilah kreatifitas ummat dan mereka hanya sibuk di satu bidang saja yaitu berjualan produk sebuah industri.
Berdasarkan uraian diatas, kita juga perlu waspada dengan produk-produk musuh Islam, sebab menghindari produk musuh Islam, seorang muslim sebaiknya menghindari diri dari menjalankan perusahaan induknya yang malah menjadi donator musuh Islam dan keuntungan bisnis ini malah digunakan untuk MEMBUNUH saudara kita dibelahan bumi lainnya. Meski pada dasarnya kita boleh bermuamalah dengan non muslim, selama mereka mau bekerjasama yang menguntungkan dan juga tidak memerangi ummat Islam. Tetapi memasarkan produk musuh Islam di masa kini sama saja dengan berinfaq kepada musuh kita untuk membeli peluru yang merobek jantung ummat Islam atau sama saja membunuh saudara kita sendiri. Dalam hal ini sama sekali penulis tidak memvonis ataupun menyalahkan sistem MLM itu sendiri. Akan tetapi penulis hanya merasa antipati ketika melihat kenyataan di lapangan, dalam artian bahwa mereka tidak memandang bulu ataupun siapa yang penting bisa menguntungkan dan bisa merekrut anggota sebanyak-banyaknya, mereka terlalu apatis,  sehingga dari mahasiswa, para intelektual muda, masyarakat awam, bahkan kalangan santri pun mereka prospek tanpa expression without commiting a sin (ekspresi tanpa dosa). Apakah ini srategis untuk melemahkan ataupun mematikan kreatifitas kaum muslimin di negeri ini ? wallahu a’lam bissowab. B@er’sz






Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOAL BAHASA ARAB KLS V MI

Soal Bahasa Arab Kls VI MI