Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2011
Alasan Manusia Beragama Alasan Manusia Beragama - Perkataan di atas sangat tepat dan pada tempatnya, mengingat banyak orang yang beragama, tetapi tidak mengenal agamanya dengan baik. Padahal, mengenal agama seharusnya berada pada tahapan awal sebelum mengamalkan ajarannya. Tetapi secara realita, keberagamaan sebagian besar dari mereka tidak sebagaimana mestinya. Nah dalam kesempatan ini kami akan memberikan penjelasan tentang mengapa kita beragama dan bagaimana seharusnya kita beragama dan bagaimana seharusnya kita beragama? Sehingga kita beragama atas dasar bashirah (pengetahuan, pengertian dan bukti).     ö @ è % ¾ Í n É ‹ » y d þ ’ Í ? Š Î 6 y ™ ( # þ q ã ã ÷ Š r & ’ n < Î ) « ! $ # 4 4 ’ n ? t ã > o u Ž  Å Á t / O $ t R r & Ç ` t B u r Ó Í _ y è t 6 ¨ ? $ # ( z ` » y s ö 6 ß ™ u r « ! $ # ! $ t B u r O $ t R r & z ` Ï B š ú ü Ï . Î Ž ô ³ ß J ø 9 $ # Ç Ê É Ñ È    Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah (wahai Muhammad), inilah jal

Materi Kuliah PAI (UNSIMAR)

Gambar
MATERI PEMBELAJARAN MATAKULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN (  M P K  ) PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TAHUN 2009/2010 Universitas Sintuwu Maroso YAYASAN PEJUANG VETERAN 45 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN POSO Poso, 2009 Daftar ISI Halaman BAB  I. Konsep Ketuhanan dalam Islam : Filsafat Ketuhanan dalam Islam Filsafat Barat ialah tradisi filsafat yang dikembangkan bangsa Barat sejak masa klasik (abad ke-5 SM-5 M), Abad Pertengahan ( abad ke-6 sampai abad ke-14 M), dan masa modern (abad ke-15 M-sekarang), yang diproduksi di negara-negara Barat seperti Yunani, Italia, Perancis, Jerman, Inggris, Amerika, dan lain-lain. Sekarang kajian Filsafat Barat dipecah-pecah menjadi banyak cabang, seperti filsafat analitik, filsafat Eropa, filsafat Jerman, dan lain-lain. Sejarah Filsafat Barat’, terutama sejarah Filsafat Barat abad ke-20 , telah dikaji oleh K. Bertens dalam karyanya Filsafat Ba